Rabu, 15 September 2021

Pengalaman Pribadi Si Rempah

     



Aku pernah berfikir kenapa waktu itu aku gak menghadiri pernikahan orangtuaku? Apa jadinya kalau aku menghadiri acara pernikahan tersebut?Tapi yang ku ingat..... 


       Waktu menunjukkan pukul 23.30 sudah larut malam,yang sunyi tenang, suara suara binatang malam saling bersautan.Tiba-tiba... 

"Oek oekk... Oekkk.. " Suara tangisan bayi. Lahirlah seorang anak yang diramalkan akan mengubah keadaan dunia.Ketika itu sang Bidan menangis terharu,Mamah menangis kesakitan dan Papah berselebrasi mencium lambang garuda didada sambil tersenyum, sedangkan Kakakku diam tertidur pulas. 

Hari itu, Waktu itu, Moment itu, tanggal 10 September 2001 konon katanya diperingati sebagai hari kelahiranku. 


 Ya, aku bersyukur bisa dilahirkan dengan keluarga yang hebat ini, dan beruntung nya aku diberikan nama yang luarbiasa indah. Nih nih aku jabarin ke kalian. Herjuna Bintang Rizky Afiyono. 

Herjuna, karena papah saya bukan orang Eropa yang memegang erat budaya Jawa, jadi diberikan nama seperti salah satu tokoh pewayangan Arjuna. 

Bintang, supaya kelak akan jadi seorang "bintang" Superstar dalam bidang apapun yang aku kuasai. 

Rizky, yang bermakna supaya memiliki rezeki yang berlimpah.Seperti rafathar yang memiliki titipan rezeki dari Allah swt terlalu banyak. 

Afiyono, penasaran artinya?? yaps, tentu saja anak dari Ibu Afiyah dan Bapak Ngadiyono.


Seperti banyak mitos yang tersebar di masyarakat kalau punya nama kepanjangan hidupnya akan sial,aku ga percaya.

Tapi inilah yang terjadi dimasa kecil ku. Gagap,susah ngomong tapi gedenya cerewet, Kecemplung Sungai sedalam 2 meter.

Gak sengaja minum air Thinner (cairan pengkilap kayu) dan tangan patah ketika petakilan naik pohon rambutan. 


  Kali ini aku percaya mitos tersebut. Sial. 


   Singkat cerita aku masuk Sekolah Dasar dengan tidak wajar.Ya, seorang ninja dalam ramalan dunia ini masuk Sekolah Dasar dengan umur terbilang muda, Tidak Lulus TK. 

Makanya ketika di tongkrongan banyak yang ngejokes tidak lulus TK, and that's reality for me. Namun namun niih ada yang tidak banyak anak lakukan oleh ku.

Ketika sebelum sekolah aku sering belajar dirumah seperti berhitung, menggambar, belajar cara berpakaian agar tidak keliatan culun, belajar jail ke tukang donat, tukang somai keliling dan masih banyak lagi.

 Hal itulah yang membuat aku bosan ketika menjalani masa TK ku karena apa yang diajarkan sudah pernah kulakukan dan bosan. 


 " Ketika lu udah bosan, lu harus minta suatu hal yang baru, yang bisa membuat mu lebih penasaran akan dunia luar" -herjuna quotes


Balik ke cerita. Yakali balik ke rumah masing-masing. Jadi ketika 3 bulan berjalan di TK. Aku dengan spontan mengatakan pada papa, “aku bosan TK ngono-ngono tok wes tau dilakoni, langsung SD wae”, Begitulah kiranya dalam bahasa Jawa. 


“ Yakin pak? Ini masih terlalu kecil untuk usia SD”, tanya guru. 


Dengan penuh optimis “Yakin ibu guru”, jawab papa. 


“ Oke kalau begitu begini saja bagaimana kalau saya tes Hitung hitungan” sambil menulis soal. 


“Oke” Jawab papa singkat. Aku mulai mengerjakan soal itu sampai selesai. 


“Hmmm.... menarik menarik”, Ibu guru heran dan mencoba membuat keputusan. 


Aku melihat ekspresi papah yang mulai berkeringat, deg degan, aku yakin pasti rasanya seperti saat mencicip masakan mamah yang gagal tapi harus terpaksa bilang “enak”.


“ Oke anak bapak saya terima sekolah disini”, Ibu guru tersenyum. 

“Terima kasih bu”, sambil mencium lambang Gerindra karena saat itu papah sedang memakai kaos partai yang didapat saat kampanye. 


Singkat cerita aku masuk disekolah itu, seperti anak SD pada umumnya yang awal awal malu-malu untuk berkenalan dengan yang lainnya jadi saling malu-maluin ketika sudah akrab.

Kisahku di SD ini sebenernya ga melulu menyenangkan seperti anak SD lainnya, lebih tepatnya sering apes.Oiya sampai lupa, buat yang tanya apa nama sekolahku ini, yaitu SD Negeri Tambangan 01,tepatnya ada di Mijen, Semarang agak pelosok, mepet sawah pinggir jalan raya. 


Di kelas 1 SD aku terbully dengan cewe sebangku ku yang super ceriwis, lebih tepatnya suka jail.

Apalagi aku bukan tipikal lelaki yang nakal dan mudah menangis.Ia pernah mencoret-coret buku pelajaran ku sampai mencoret-coret tanganku.

Yaa walaupun lelaki gini gini hatiku mudah rapuh hehe. Lanjut di kelas 3 SD tanganku patah dan harus terbiasa melakukan apapun dengan tangan kiri walau terlihat tak sopan. 


Dan dikelas kelas selanjutnya aku makin apes.Apa itu? Betul jadi kacung sekolah seperti disuruh beli jajan ini itu, disuruh mengerjakan tugas dan disuruh remidial ketika nilaiku jelek. 

Meski dirumah rekor kemenangan ku dan kakaku ketika terjadi tarung tinju beda tipis tapi aku gak punya mental untuk melawan teman temanku di sekolah.

Sampai-sampai ada satu teman sekolahku perempuan sebut saja Citra selalu mengejekku “Ahh... payah lanang o nangisan”, ejeknya dengan gaya tomboinya itu. 



Singkat cerita, aku lulus dari SD dengan nilai yang tidak buruk-buruk amat.Aku bahagia sebenarnya dengan nilai itu, namun sayang sekali salah satu hero yang membuat aku dapat diterima disekolah ini, tidak bisa menyaksikan nilaiku itu. 


Tanggal 24 Agustus 2012 tepat setelah shalat Jum’at papah meninggal di RS Tugurejo Semarang,setelah berjuang melawan penyakit nya yakni darah rendah dan asam urat.

Aku ingat mamah memberitahu ku tentang kata-kata terkahirnya “Nanti rumah dibersihkan soalnya akan banyak sekali tamu yang datang”, seperti memberikan pesan sang Hero akan pergi.Selamat jalan pahlawan semoga amal ibadahmu bisa menuntut mu ke surga Allah.

Salah satu moment yang membuat ku bangga adalah aku bisa mengajari papah mengaji hasil dari ilmuku di TPQ, salah satu saksinya kala itu yakni Rembo seekor ayam jantan milik keluarga ku.Benarkan Rembo?. 


Lanjut. Karena aku gak tau harus sekolah dimana, jadi aku pilih sekolah yang sama dengan kakakku di SMP Negeri 23 Semarang. 

Tanpa basa-basi dan diterima.Masa SMP banyak orang yang menafsirkan adalah masa dimana perubahan dari anak-anak ke remaja.Banyak kisah unik yang kualami pada masa ini. 

Seperti 2 tahun masuk kelas unggulan, Sekelas berisi 10 laki dan 22 perempuan, trip ke trans studio bandung dan masih banyak lagi.

Kelas 7 aku masuk di kelas unggulan yang kukira aku bisa terbebas dari bullying yang kudapat di SD ternyata tidak. Ya walaupun tidak separah SD aku dapat berteman baik dengan mereka.


Lanjut di kelas 8, lagi -lagi masuk kelas unggulan. Namun yang membedakan adalah kali ini jumlah laki-laki dan perempuan 1:2.

Yang kalo tanding futsal orangnya dikit, tanding bola pinjem anak kelas sebelah karena kurang orang.Pernah ada suatu kejadian jam kosong, Sekelas ribut ada yang main kartu remi, ada yang main PES di laptop, ada yang molor. 

Tapi inilah yang dilakukan kaum hawa di kelasku, bermain sepakbola dikelas, 10 orang bertanding, 2 jadi wasit, 1 jaga pintu depan kelas lainnya supporter.Laki-laki nya kalem, Cewenya barbar hehehe. 


Di tahun terakhir sekolah,pergantian kepala sekolah terjadi yang terjadi adalah dihapusnya kelas unggulan yang dirasa membuat antar kelas itu tidak imbang komposisinya antara yang pinter sama yang kurang. Jadi yang pinter makin pinter , yang kurang pinter makin bego, dan yang jamet tetaplah jamet. 


Boom, dikelas 9A dipimpin oleh wali kelas yang   kocak, Diisi oleh siswa yang bandel bisa dibilang sarangnya orang orang yang paling gak niat sekolah serta beberapa cewe yang terbelah menjadi dua kubu, karena konon katanya kubu satu berpacaran dengan mantan di kubu dua.

Makin ancurnya lagi aku berada di kelas itu, ditunjuk sebagai sekretaris,dengan tulisan minimalis,mirip ceker ayam jantan pak Muklis. Apes apes. 


Namun ketika di jalani rasanya seru seru aja, banyak pengalaman yang belum aku dapatkan dari kelas kelas sebelumnya. Seperti bolos pelajaran,Bermain kucing kucingan dengan guru BP karena razia rambut, membuat mural ditembok sekolah, menggibah guru yang menjadi musuh kelas dan lain-lain. 


“Terkadang kita perlu teman bandel karena mereka akan mengajari banyak hal yang tidak kamu ketahui” -herjuna bintang


Dikelas ini juga aku juga tau jatuh cinta. Sebut saja Elsa, sosok wanita frozen itu mampu membuat aku tau jatuh cinta untuk pertama kali.

 Pesonanya, cara ia belajar, cara ia menjalani hidup dan Galaknya ketika ngedrum bersama bandnya, uuh membuat meleleh. Sumpah dah.

Tapi sayang disayang untuk pertama kalinya juga aku ditolak karena memang pria cupu, culun,gak ada cowonya sama sekali ini bukan tipenya. Memang si pilihannya tidak salah seorang pria pemain futsal, macho, laki banget itu lebih baik dariku. Ah apes. 


Singkat cerita kami lulus.Dan aku memilih sekolah kejuruan tentang komputer karena awalnya terpaksa. Awalnya aku ingin masuk sekolah di SMA karena menurutku lebih mudah dalam memilih kampus nantinya.

Tapi Allah berkata lain, Karena kondisi ekonomi keluarga ku yang pas pasan mamah ingin aku ketika lulus langsung mencari pekerjaan biar bisa membuat ekonomi. 


Alhasil aku masuk SMK Negeri 3 Kendal dan aku memilih Rekayasa Perangkat Lunak karena menurutku relate dengan apa yang kulakukan di SMP yakni iseng-iseng oprek HP.

Yang awalnya terpaksa kurasa masa yang tidak jauh beda dengan SMA ini menjadi masa yang sulit kulupakan, tentang pertemanan yang berubah menjadi keluarga, tentang perjuangan, dan tentang cinta sejati. 


Ujian hidup dimulai ketika akhir kelas X, kondisi ekonomi semakin memburuk ketika aku harus meninggalkan rumah kontrakan sejak kecil dulu.Kenangan Rembo, Kenangan Piala Dunia 2010,Kenangan Papah dan masih banyak lagi seakan hilang. 

Aku percaya Allah saat itu dan benar saja beberapa saudara membantuku untuk masalah tempat tinggal itu. 


 Karena hal ini membuat motivasi sekolah ku semakin meningkat, yang dulunya males malesan kini aku punya visi yang jelas yakni aku harus menjadi lulusan terbaik dan dapat pekerjaan yang mampu merubahku menjadi seorang yang besar. 


Awal keajaiban itu dimulai ketika kelas XI, saat itu masa dimana siswa harus menjalani PKL. Awalnya aku bingung harus PKL kemana karena aku kurang relasi dan buruk dalam berkomunikasi maka aku mengikuti pakde untuk magang di kantornya.

Entah apa hubungannya jurusan Komputer yang mayoritas ngoding di kantor Gubernur Jateng. Tapi gapapalah daripada ga dapet. 

Alih-alih mau berangkat magang salah satu guruku memanggilku dan memindahkanku di Udinus untuk fokus belajar guna lomba Cerdas Cermat    Web Desain.Karena dirasa aku punya potensi untuk itu,Layaknya Sir Alex Ferguson menemukan bakat Cristiano Ronaldo. 


Lanjut di Udinus aku menemukan berbagai macam makhluk seperti anak magang sekolah lain yang kerjanya ngaterin teh dan bersih- bersih, Mahasiswa tipikal anak kosan yang kalo jum’atan ambil nasi bungkus sekardus, Mahasiswa idaman kampus yang super glowing tapi otak kosong alias bad thinking sampai Dosen vvibu yang update nobar Boruto tiap Rabu. 

Di Udinus aku belajar buanyak hal yang relate dengan jurusan ku itu.Bisa dibilang pelajaran yang gak akan disia-siakan lah. 


Lanjut kelas XI masa dimana kita harus menentukan ketika lulus kita mau apa, kerja? Kuliah? Kerja sambil Kuliah? Atau menikah dan jualan PopIce dan tela telah depan rumah.Itu pilihan hidup masing-masing bukan pilihan ganda di kertas ujian.


Masa itu datang, Ketika aku ditunjuk untuk menjadi Perwakilan sekolah di lomba Cerdas Cermat se Kendal tentang Web Desian. 

Awalnya aku menolaknya karena aku ternyata lama kelamaan tidak terlalu suka dengan dunia coding.Namun motivasi tentang untuk menjadi siswa terbaik datang serta motivasi agar aku dapat dikenal banyak warga sekolah.Karena sejauh aku sekolah hanya rakyat biasa yang tidak banyak dikenal. 


Persiapan lomba dimulai selama kurang lebih sebulan.Jarang masuk kelas dapat uang jajan kantin gratis, asik. 


Sampai pada saatnya lomba dimulai, Aku berdoa terlebih dahulu. Suara ketikan keyboard seakan menjadi nada di ruangan itu. 

*ctk... .ctk... ctk... * suara keyboard berdengung keras. Sesekali ketika aku lelah berpikir, menikmati snack di tepi meja.Lomba berlangsung selama seharian sampai magrib dengan jeda shalat dan istirahat. 


Pengumuman dimulai, setelah magrib. Aku deg degan saat itu.Dalam hati aku berdoa “Ya Allah, apabila aku tidak menang tidak apa apa aku sudah bersyukur diizinkan untuk berkontribusi sekolah ini, Tapi jika aku dapat merubah nasibku dengan kemenangan maka izinkan aku untuk menang”.


Rasa hati ini seperti menyaksikan Indonesia main di Final Piala Dunia, ketika itu penenang penentuan di hadapi olehku. 

Kalau gol disanjung, kalau kalah dibully. Dan pada akhirnya aku dinobatkan sebagai pemenang, aku bangga dengan pencapaian ini, serta mewakili Kendal ke Cerdas cermat Web Desain Tingkat Provinsi.Aku harus lebih giat lagi. 


“Menang itu hanya saat itu saja, selanjutnya anda adalah manusia biasa jangan sombong dengan kemenangan” -herjuna bintang


  Keaadan berubah 120 derajat, yaa lumayan lah.Aku jadi dikenal warga sekolah,Sudah tidak dibully lagi dan Sayang Dia masih menolakku.

Singkat cerita sampai di ujung hari sekolah aku dinobatkan sebagai salah satu siswa terbaik Seangkatan. Satu Cita-cita tercapai ditambah juga prestasi peringkat 10 Lomba Cerdas cermat se Provinsi. 


Semua kejadian yang ada disekolah selanjutnya akan jadi kenangan, “Perpisahan itu adalah hari hari penuh menyambut rindu” Kata pria remaja tahun 90 an yang disebut Dilan. 


Setelah lulus karirku lanjut ke Crocodic,salah satu perusahaan Aplikasi dan Website di Semarang. Lalu berlanjut ke PT PSP salah satu Internet Service Provider Lokal asal Jogja hingga kini.

Ketika pandemi aku mendapatkan tatwaran dari salah seorang Takmir Masjid di daerah ku yakni MEC.Kukira tidak ada salahnya aku mencoba untuk mendapatkan relasi baru di dalam kehidupanku. 

Beberapa kisah sedih, perjuangan,kisah cinta yang apes kini menjadi suatu cerita indah yang bisa diceritakan.

Semoga di MEC ini dapat menjadi cerita hidup yang menarik untuk diceritakan di kemudian hari. 


Terima kasih telah sabar membaca hingga akhir.



0 komentar:

Posting Komentar